sayap makhluk kecil itu

Senin, 19 Maret 2012

-->

Mengutip kata-kata Dorothy Law Nolte dalam bukunya “Children Learn What They Live (setiap anak akan belajar dari kehidupannya). Pointnya setiap kata adalah makna untuk makhluk-makhluk kecil itu.. Hhee
Jika anak dibesarkan dalam celaan, ia belajar untuk menghakimi
Jika anak dibesarkan dengan kekerasan, ia belajar menentang
Jika anak dibesarkan dalam kekuatiran, ia belajar untuk cemas
Jika anak sering dikasihani, ia belajar untuk meratapi diri
jika anak selalu dicemooh, ia akan menjadi pemalu
Jika anak dibesarkan dengan rasa dengki, ia belajar menjadi iri hati
jika anak selalu dipermalukan, ia menjadi mudah tertuduh
Jika anak dibesarkan dalam dukungan, ia belajar untuk percaya diri
Jika anak dibesarkan dalam pengertian, ia belajar arti kesabaran
Jika anak banyak menerima penghargaan, ia belajar untuk menghargai
Jika anak dibesarkan dalam penerimaan, ia belajar mengasihi
Jika anak tidak banyak dikekang, ia belajar untuk mencintai dirinya
Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar untuk menetapkan tujuan
Jika anak hidup dalam berbagi, ia belajar untuk bermurah hati
Jika anak hidup dalam kejujuran, ia akan terbiasa dengan kebenaran
Jika anak dibesarkan dalam keadilan, ia belajar berbuat adil
Jika anak dibesarkan dalam kasih dan pengertian, ia belajar untuk menghargai
Jika anak hidup dalam rasa aman, ia belajar untuk mempercayai diri sendiri dan orang lain
Jika anak selalu diperlakukan dengan bersahabat, ia belajar memandang dunia sebagai tempat yang menyenangkan untuk ditinggali.
Jika anda memberinya ketentraman, Ia akan tumbuh menjadi jiwa yang tenang

^^Hafalan shalat Delisa^^

Senin, 16 Januari 2012

Taraaaaa.......Waaa sudah lama ya gak ngeblog, kangen jg cerita ma ni blog. Baiklah sekarang tibalah saatnya saya akan bercerita:). Ehm ini cerita ttg semangat gadis cilik di novel karangan Tere Liye “Hafalan Shalat Delisa” yg begitu memukau, kalo filmnya kurang begitu tahu apakah keren sprti novelnya, belum nonton (nunggu dpt copyan saja ya, upzzzzzz :D). Saya bukan pecinta Novel, tapi “hafalan Shalat Delisa” ini beda, Semangat Delisa yg menular ke orang lain, kesederhanaan dan kepolosan si Delisa kecil dlm menjalani takdir Allah, sungguh mengingatkan kita akan keikhlasan yg akan kita berikan pd Sang Pencipta, ditambah lagi banyak tokoh anak-anaknya di novel ini, hmm tambah ramai. Sebelum masuk ke cerita ada penggalan2 kalimat dr novel yg saya suka, so sweet :D, ketika cinta krn Allah.

(hal.229) ** Engkaulah alasan semua kehidupan ini.

Engkaulah penjelasan atas semua kehidupan ini.

Perasaan itu datang dariMu.

Perasaan itu juga akan kembali kepadaMu.

Kami hanya menerima titipan. Dan semua itu sungguh ada karenaMu.

Katakanlah wahai semua pecinta di dunia.

Katakanlah jika ikrar cinta ini hanya karenaNya.

Katakanlah semua kerinduan itu hanya karena Allah.

Katakanlah semua getar rasa itu hanya karena Allah.

Dan semoga Allah yg Maha men-cinta, yg menciptakan dunia dgn penuh kasih sayang mengajarkan kita tentang cinta sejati.

Smoga Allah memberikan kesempatan kpd kita utk merasakan hakikatnya.


--------->Mengisahkan tentang seorang Delisa yg berumur 6 thn. Delisa hidup bahagia di tengah2 keluarga dan lingkungan yg penuh nuansa islami. Delisa punya 3 kakak yg tdk jauh dr kebanyakan hubungan persaudaraan yg terkadang diselingi pertengkaran kecil krn masalah sepele . Delisa anak yg ceria, meski perempuan dia suka bermain bola bersama anak lelaki yg lain.

Di sekolahnya Delisa harus menghafal bacaan sholat yg akan disetorkan ke Ibu guru Nur dan akan mendapat piagam kelulusan menghafal bacaan shalat jika bacaannya lancar. Ummi Delisa pun menjanjikan hadian kalung emas 2 gram dgn liontin D ( D utk Delisa) jika hafalan shalatnya terpenuhi dan Abi nya pun akan menghadiahi sepeda baru jika Delisa lulus ujian menghafal bacaan sholat ( jd keinget jaman kecil ktika test hafalan sholat jg, tp kagak ada hadiah2an sprti delisa:D). Karena iming-iming hadiah itulah Delisa sangat bersemangat utk menghafal (yaaacchhh,, namanya anak kecil :),, hehhehe).


25 Desember 2004

Tdk spt biasanya, sehabis sholat subuh berjamaah, Delisa tiba2 maju ke depan, memeluk leher ummi dr belakang, berbisik “Delisa. . . . d-e-l-i-s-a cinta ummi. . . . .delisa c-i-n-t-a ummi karena Allah”. Ummi Salamah terisak memeluk bungsunya. . “Ummi juga cinta sekali Delisa. . . u-m-m-i c-i-n-t-a Delisa karena Allah.” Balas ummi. Ketiga ka2knya tersentuh, ikut memeluk umminya dr blakang, berbisik lemah “cinta ummi krn Allah”. Berlima. Anak gadis kecil yg sholehah dgn ummi pemberi tauladan. Bertangisan bahagia..



Ustadz Rahman lah yg menyuruh murid2 TPA nya mengatakan itu ke ummi mereka masing2. Itu sunah Rasul utk bilang ke seseorang yg dicintai karena Allah. Siapa yg sungguh2 mengatakan itu ke ummi sampai ummi menangis, ustadz rahman akan memberikan hadiah. Dan delisa pun menagih hadiah yg dijanjikan Ustadz Rahman (Delisa memang slalu tertarik utk mengerjakan sesuatu dgn sungguh2 kalo ada hadiahnya).


26 Desember 2004

Delisa semangat bgkt skolah hari ini. Janji kalung yg membuatnya sumringah. Delisa sempat memaksa ummi utk memperlihatkan kalung tsb. Ummi dgn tegas menolak. Sesampai di sekolah dgn di antar ummi, tiba ibu guru Nur mengambil daftar absen. Giliran Delisa. Tapi Di awal bacaan sholatnya tiba2 gempa menjalar dgn kekuatan dahsyat. Genteng sekolah berjatuhan, papan tulis lepas, semua orang lari berhamburan. Delisa gemetar, tangannya berdarah, tp dia tetap khusyuk dgn sholatnya. Ia teringat cerita ustadz Rahman bagaimana khusyuknya sahabat Rasul, saking khusyuknya sholat, kalajengking besar menggigit punggungnya dia tdk merasakan sama skali. Juga teringat sahabat rasul yg begitu tenang sholat meski dua temannya baru saja dipancung, dan dia juga akan dipancung stelah sholatnya. Ya, delisa ingin seperti itu, Delisa ingin khusyuk utk pertama kalinya sholat dgn bacaan sempurna. Tepat disaat takbir sebelum sujud, kepala Delisa menghantam tembok, tubuhnya terseret tsunami, kaki kananya menghantam pagar besi sekolah.

===========

Ketika sadar Delisa ternyata kehilangan banyak hal, ummi nya, kakak2 perempuannya, teman2nya, kaki kanannya dan hafalan sholatnya, hanyalah Abi yg masih menemani. Krn ketika bencana Abi tdk berada di Lhok Nga. Abi bekerja di perusahaan tanker minyak, pulang setelah tiga bulan sekali.

“Abi.... A-b-i...... D-e-l-i-s-a c-i-n-t-a Abi karena Allah! Ucap Delisa, Kalimat itu meluncur saja dr mulut Delisa tanpa tertahankan. Tercipta tanpa pengharapan imbalan sebatang coklat. Mengalir dari kemilau hati yg tiada tara. Abi tergagap. Ya Allah, gadis kecilnya mengatakan itu. Abi seketika tergagap diam. Bungsunya baru saja mengatakan kalimat indah itu. Kalimat yg diceritakan ummi dulu. Kalimat yg melelehkan semuanya. “Abi juga cinta Delisa... A-b-i juga cinta Delisa karena Allah! “ bergetar bibir Abi menguntai suara.

Delisa benar2 mengajarkan hakikat cinta yg sebenarnya. Mengajarkan hakikat perasaan yg seutuhnya. Ketika semuanya tumbuh hanya karenaMu. Ketika semuanya terjadi hanya karenaMU. Lama Abi dan delisa menangis berpelukan.

Kehilangan segalanya tdk membuat delisa hancur, Ia mengajarkan arti pulih dr sakit dan kembali bersemangat. Ia mengajarkan bagaimana melepaskan hal2 yg berharga ke orang lain. Termasuk ke ustadz rahman, guru TPA nya yg kehilangan kaki dan calon istrinya yg menjd korban tsunami. Bahkan tanpa ksedihan ia mengajak teman2 laki2nya untuk kembali bermain bola meski ia hanya memiliki satu kaki.

Yang membuat Delisa paling sedih adlh dia kehilangan hafalan sholatnya, krn sebelum tsunami terjadi , delisa menghafal hnya krn iming2 hadiah. Bukan ikhlas krn Allah. Ketika ia menyadari hal itu, akhirnya ia bertekad menghafal untuk menyempurnakan sholatnya krn Allah, untuk mendoakan ummi dan saudara2nya. Pd saat itu ia mendapat hadiah besar. Delisa menemukan jasad umminya yg sudah menjadi tulang belulang yg slama ini hilang akibat tsunami dgn keadaan memegang kalung yg akan dihadiahkan untuknya.

****************************