sepotong cerita di perjalanan

Kamis, 21 November 2013



Bismillaahirahmaanirrahiim

Mengawali tulisan lagi, sudah lama tidak menengok tempat ini, ambil sapu ambil kemucing. Saatnya bersih-bersih debu.

Hehe, hari ini, sepotong perjalanan ke kota bakpia.
yuhuuu masih sama, di bus, salah satu tempat favorit yang slalu memberi inspirasi dan banyak hikmah.
Silakan duduk manis dan mari sini aku bagi cerita dari balik kacanya.
Tadi, saya duduk bersebelahan dengan seorang ibu, seperti seringnya di bus, sayapun kebagian dapet cerita.
Bermula dari kita yg saling tanya tujuannya kemana, rumahnya dimana de el el dilanjut cerita beliau yang bikin saya terharu. Cuplikannya saja ya, kalo semua nanti seratus episode gak cukup. hehe

“dulu saya divonis sakit ginjal dan harus operasi mbak, tapi saya takut operasi, saya hanya menjaga pola makan, banyak dzikir, berdoa, ikhlas dan yakin sama Allah”.

Dan ketika masa sakit, secara pribadi bersama suaminya beliau berbagi ilmu dengan anak-anak disekitar rumah melalui kegiatan TPA, Santri2nya pun lebih dari 100 krn Banyak juga yg datang dari luar desa. Banyak sekali kegiatan TPA nya dan banyak pula anggaran yang dibutuhkan, pun itu semakin membuat si ibu percaya bahwa Allah pasti akan selalu tetap memberi kemudahan bagi beliau dan keluarganya untuk membiayai TPA.

Jadi teringat untaian kata salah satu mbak , “Dik, untuk menilai keistiqomahan diri, gak bisa kita menilainya sekarang, tapi lihat 10 atau 25 tahun kedepan seperti apa diri ini. ditambah kelak jika nanti sudah berumah tangga harusnya lebih istiqomah, tidak berguguran di jalanNYA, karena hakikat berumah tangga adalah menguatkan untuk tetap berjuang di jalanNYA”

Back to topic,
Dan Sakit yang beliau rasa tidak terlalu ia pikirkan, karena beliau terhibur dengan kehadiran santri2nya setiap sore. Alhamdulillah, lambat laun penyakitnya sembuh tanpa operasi.

“ saya yakin mbak, yang membuat sembuh itu karena kita ikhlas, kita yakin, meskipun kelihatannya gak mungkin di mata manusia, tapi apapun sangat mungkin untuk ALLAH”.

Dalam hati, doa saya untuk ibu dan keluarganya.
Teeeeeetttt, waktu berbagi pun habis, kita terpisah karena tujuan tempat yang berbeda.

berpamitan sembari pergi turun bus dengan berasa membawa sesuatu yang istimewa lagi, iya, di bus
:)

Ah memang indah, ketika sepenuh hati berharap dan menggantungkan segala hasil usaha atau ikhtiar yg sudah kita lakukan hanya pada Allah Yang Maha Menentukan. Hanya Allah yg tak pernah mengecewakan. Hanya Allah yang paling mengerti ketika orang lain tidak mengerti apa maksud kita. 

dan dari ketidahtahuan kita dengan rencanaNYA, disitulah Allah ingin menguji agar...
berprasangka baik
merencanakan dengan baik
berusaha yang terbaik
bersabar
dengan kesabaran yang baik

"Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku terhadap diri-Ku,
Aku bersamanya ketika dia berdzikir (mengingat atau menyebut nama-Ku).
Jika dia berdzikir dalam hatinya, maka aku mengingatnya dalam hati-Ku.
Jika dia mengingatku dalam suatu jamaah, maka aku akan mengingatnya dalam jamaah yang lebih baik dari jamaahnya (dunia).
Jika dia mendekat pada-Ku sejengkal,  maka aku akan mendekatinya sehasta.
Jika dia mendekat pada-Ku sehasta,  maka aku akan mendekatinya selengan.
Jika dia mendekati-Ku dengan berjalan,  maka aku akan mendekatinya dengan berlari"
(HR. Al-Bukhari no. 7405 & Muslim no. 2675)

Tidak ada iri hati kecuali terhadap dua perkara, yakni seorang yang diberi Allah harta lalu dia belanjakan pada jalan yang benar, dan seorang diberi Allah ilmu dan kebijaksaan lalu dia melaksanakan dan mengajarkannya. (HR. Bukhari)

1 komentar:

Anonim mengatakan...

kkkk