Saya bahagia hari ini. Saya bahagia tp bkn krn sebuah kebahagiaan yg diberikan seseorang kpd saya. Tapi lebih karena..
I LEARN SOMETHING.
Ada kebahagiaan lebih ketika saya berhasil belajar sesuatu dr orang lain, meski saya tdk mengenal orang itu. Iya, hari ini saya tahu sesuatu. Dan iya, saya bersyukur.
Kadang2 kita bisa begitu tdk peka dgn segala sesuatu, kadang2 kita perlu melihat lebih dekat terlebih dahulu untuk mengerti sesuatu. tidak menyimpulkan sesuatu sebelum kita tahu secara pasti.
Ini saat menempatkan diri pd sudut pandang berbeda, mungkin kita salah mengerti, mungkin kita salah memahami... mungkin... mungkin... siapa tau? Karena kamis ini, saya melihat banyak hal dari sisi yg berbeda, bertemu dgn macam wajah hari ini.
Ini saat menempatkan diri pd sudut pandang berbeda, mungkin kita salah mengerti, mungkin kita salah memahami... mungkin... mungkin... siapa tau? Karena kamis ini, saya melihat banyak hal dari sisi yg berbeda, bertemu dgn macam wajah hari ini.
Bermula dr tugas yg diberikan dosen untuk mengamati jalannya persidangan perdata. Kelompok saya pun memilih untuk pergi ke pengadilan Sukoharjo, mewah juga pengadilannya. Ternyata sidang perdata baru akan dimulai setelah 12 kasus pidana. Wahhhh banyak sekali, Okelah saya kan cukup sabar :D, tak ada salahnya melihat sidang pidana dulu. 4 kasus pidana yg saya ikuti ^^ dua orang bapak yg melakukan penganiayaan ^^ seorang pemuda yg menjadi pengepul judi bola, ^^seorang pemuda lg dlm kasus penipuan, sampai2 ibunya harus meninggal krn memikirkan kelakuaanya ^^ dan yg terakhir kasus pencurian baju Seorang bapak tua yg berwajah kusut dan hitam menjadi terdakwa.. tiga saksi dgn tegas menguraikan kejadian dgn rinci dan detail. “satu potong celana dan kemeja plus sandal yg dicurinya sekitar jam tiga dini hari yg dijemur di depan halaman rumah menjd barang bukti di meja hijau itu, sebuah sepeda biru pun jg menjadi saksi yg menemani bapak tua mencuri”
“Ah bapak tua ini? Anda laporkan hanya gara2 sepotong pakaian dgn harga yg gak lebih dr 200rb? Di mana perasaan anda?”, guman saya dalam hati Saya merasakan tenggorokan saya tercekat dalam sendatan tangis. Dan air mata pun ikut tumpah *dasar cengeng km rul*. Bkn hanya saya saja kok, lirik kanan lirik kiri jg pd gitu.
Sungguh kasihan bapak tua ini, memang ia bersalah mencuri, tapi tak bisakah dimusyawarahkan dan dimaafkan? Mungkin lebih tepat..menaruh kata..hati nurani. Hilangnya hati nurani pemilik baju tsb yg masih memperkarakan ketingkat pengadilan. giliran bapak tua yg memberikan pengakuan dan mengiyakan bahwa benar dirinya telah mencuri. Bapak tua yg berprofesi sbg tukang pijat syaraf dan slalu tidur diemperan salah satu plasa untuk mencari pelanggan. Bapak tua yg telah ditinggal pergi istrinya terlebih dahulu menghadap PADANYA tanpa memilki seorang anak. Bapak tua yg tdk memilki saudara, Ya SEBATANGKARA.
Tapi rasa simpati kpd bapak tua itu berubah 180 derajat. Rasa belas kasihan pun semakin berkurang seiring pertanyaan yg sedikit keras dr hakim ketua yg telah dibuat marah oleh bapak tua itu. Saya pun kecewa, knp semakin lama bapak itu tidak jujur dan tidak logis dalam menjawab pertanyaan hakim. Demikian jg dgn teman-teman saya yg lain. Rasanya ingin sekali saya menjerit “Jujurlah Pak, sejelek apapun itu karena itu akan membantu anda untuk memperingan hukuman. Hakim-hakim itu sangat pintar, sangat sulit untuk anda bohongi” *lhoh emosilah saya,,, hhhmmm gag boleh, abaikan lg lah* Tapi apa mau dikata, bapak tua itu memiliki pilihan sendiri dan memilih untuk tidak jujur memberi alasan mengapa dia mengambil barang yg bukan haknya
(draft on 28 April)
“Ah bapak tua ini? Anda laporkan hanya gara2 sepotong pakaian dgn harga yg gak lebih dr 200rb? Di mana perasaan anda?”, guman saya dalam hati Saya merasakan tenggorokan saya tercekat dalam sendatan tangis. Dan air mata pun ikut tumpah *dasar cengeng km rul*. Bkn hanya saya saja kok, lirik kanan lirik kiri jg pd gitu.
Sungguh kasihan bapak tua ini, memang ia bersalah mencuri, tapi tak bisakah dimusyawarahkan dan dimaafkan? Mungkin lebih tepat..menaruh kata..hati nurani. Hilangnya hati nurani pemilik baju tsb yg masih memperkarakan ketingkat pengadilan. giliran bapak tua yg memberikan pengakuan dan mengiyakan bahwa benar dirinya telah mencuri. Bapak tua yg berprofesi sbg tukang pijat syaraf dan slalu tidur diemperan salah satu plasa untuk mencari pelanggan. Bapak tua yg telah ditinggal pergi istrinya terlebih dahulu menghadap PADANYA tanpa memilki seorang anak. Bapak tua yg tdk memilki saudara, Ya SEBATANGKARA.
Tapi rasa simpati kpd bapak tua itu berubah 180 derajat. Rasa belas kasihan pun semakin berkurang seiring pertanyaan yg sedikit keras dr hakim ketua yg telah dibuat marah oleh bapak tua itu. Saya pun kecewa, knp semakin lama bapak itu tidak jujur dan tidak logis dalam menjawab pertanyaan hakim. Demikian jg dgn teman-teman saya yg lain. Rasanya ingin sekali saya menjerit “Jujurlah Pak, sejelek apapun itu karena itu akan membantu anda untuk memperingan hukuman. Hakim-hakim itu sangat pintar, sangat sulit untuk anda bohongi” *lhoh emosilah saya,,, hhhmmm gag boleh, abaikan lg lah* Tapi apa mau dikata, bapak tua itu memiliki pilihan sendiri dan memilih untuk tidak jujur memberi alasan mengapa dia mengambil barang yg bukan haknya
BENAR TETAP BENAR, SALAH TETAP SALAH,
now, i learn something "Jangan menunda berbuat baik, ketika kita terus menundanya dan ingin berbalik. Seringkali waktu tidak bisa diputar ulang seperti halnya jam weker".....(draft on 28 April)
0 komentar:
Posting Komentar