jodoh terbaik

Minggu, 23 Oktober 2011

Ada seorang atlet dunia yang mengagumkan--masih hidup, dan masih terus mengejar rekor2nya. Saat ditanya, apa rahasia terbesarnya hingga dia berkali-kali memecahkan rekor dunia? Jawabannya pendek: saya bertanding melawan diri sendiri, saya berusaha terus menerus mengalahkan diri sendiri. Meski amat simpel, tapi ini sesungguhnya jawaban yang super, menjelaskan banyak hal. Tetapi hei, bagaimana bisa dia jadi juara dunia jika dia hanya sibuk melawan dirinya sendiri? Bukankah dia harus peduli dengan catatan waktu pesaingnya? Bagaimana pesaingnya berlatih? Kemajuan pesaingnya.

Tidak, dia tidak peduli.

Baginya, setiap hari menjadi lebih baik, setiap hari memperbaiki rekor sendiri, jauh lebih penting dibanding memikirkan orang lain. Maka itulah yang terjadi, resep ini berhasil, berkali-kali dunia menyaksikan atlet hebat ini memecahkan rekor dunia, rekor yang tercatat atas nama dirinya sendiri. Jika dia hanya sibuk memikirkan orang lain, pesaingnya, boleh jadi dia hanya berhasil memecahkan rekor itu sekali, lantas berpuas diri, merasa cukup. Game over.

Logika memperbaiki diri sendiri dan terus melakukan yang terbaik ini sangat efektif dalam banyak hal. Sekolah misalnya. Kita tidak perlu peduli kita ranking berapa, kita lulusan terbaik atau bukan, sekolah terbaik atau bukan, pokoknya belajar yang terbaik, maka lihat saja besok lusa, ternyata semua hal datang dengan sendirinya, termasuk ranking dan kesempatan melanjutkan di tempat lebih baik. Juga pekerjaan. Kita tidak perlu peduli siapa pesaing di sekitar, siapa yang akan menyalip dsbgnya, posisi dsbgnya, pokoknya bekerjalah yang terbaik, memperbaiki diri sendiri secara terus menerus. Maka, lihat saja besok lusa, semua pintu2 kesempatan akan terbuka dengan sendirinya.

Nah, termasuk mencari jodoh. Rumus ini juga berlaku sama sederhananya. Teruslah memperbaiki diri, maka besok lusa, jodoh terbaik akan datang.

Banyak orang yang berpikir sebaliknya, sibuk pacaran, sibuk cari2 perhatian, sibuk jatuh hati, sibuk 'mencari jodoh'--di usia dini sekali. Itu benar, kita boleh jadi segera mendapatkan yang diinginkan tersebut, tapi hanya sebatas itulah definisi jodoh terbaik yang kita dapatkan. Berbeda jika dengan sibuk memperbaiki diri. Terus sekolah dengan baik misalnya, belajar apa saja. Termasuk belajar ilmu agama, semakin bermanfaat bagi sekitar, mencemerlangkan akhlak, maka jalinan silaturahmi akan semakin luas, membuat kesempatan bertemu dengan jodoh terbaik lebih lebar. Dengan terus memperbaiki diri, kita bisa mengenal banyak orang, paham banyak karakter, memiliki prinsip2 yang baik, dan itu lagi-lagi membuka lebih lebar kesempatan bertemu dengan jodoh terbaik.

Bayangkan saja seseorang yang hanya tinggal di sebuah kampung, sibuk pacaran di kampung itu saja, menikah. Selesai. Itulah ruang lingkup jodoh terbaiknya. Sebaliknya seorang remaja puteri, yg memilih terus belajar memperbaiki diri sendiri, bodo amat teman2nya sudah pacaran, dengan terus belajar dia bisa membuka pintu sekolah di kota lain, bertemu dengan banyak orang, dengan belajar agama dia memiliki prinsip2 hidup yg baik, bisa memilih teman bergaul yang baik, hingga akhirnya bertemu dengan jodoh terbaiknya. Dia berhasil meningkatkan berkali-kali lipat kesempatan jodoh terbaiknya. Bukan cuma si cowok paling ganteng di kampung tersebut--yang ditaksir gadis sekampung.

Nah, apakah dengan terus memperbaiki diri menjamin mendapatkan jodoh terbaik? Tidak. Memang tidak. Tapi rasa-rasanya, jika proses terus memperbaiki diri itu dilakukan dengan baik, kalian akan berbahagia dengan apapun situasi yang akan dihadapi. Jadi kalaupun dia gagal memberikan jodoh tampan macam anggota boyband korea, atau baik hati pol macam poh si kungfu panda, dia sukses memberikan sesuatu: pemahaman yg baik, bekal hidup yang baik. Dan kalian siap dengan takdir apapun dari Tuhan, termasuk jika ternyata sama sekali tidak memperoleh jodoh di dunia yang amat keterlaluan mencintai ukuran duniawi.

--Tere Liye

cukup 10 detik d_b

Sabtu, 22 Oktober 2011


Coba kita lihat 3 titik yang ada di lafaz Allah ini..
cuma lihat titik hitam itu 10 detik tanpa berkedip dan fokus.

Setelah memelototi titik itu slama 10 detik, coba alihkan pandangan kita kepada dinding tembok yg kosong..
lalu lihatlah keajaibannya
lihat apa yang terbentuk di mata kalian..

..dicoba ya..
^__^

hikmah pagi

Rabu, 12 Oktober 2011

Alhamdulillah msh berpagi hari lagi krn ALLAH.
pagi2 hanya bisa tersenyum dan geleng2 kepala sendiri..
Apa lagi kalo bkn krn keteledoran sendiri.. hmmmmm

:::: kalo main FB di warnet harus di log out,,mungkin kelupaan history gak dihapus jg...
tiba2 pas waktu pagi buka fb dikagetkan dgn profil fb yg ngelike group gak jelas dan gak sepantasnya,,, kerjaan orang iseng kah???. (memaafkan lebih keren nurul :D )

:::: hampir saja waktu mau berangkat kuliah tinggal seinci lagi udah ketabrak motor.( kaki udah mau nyentuh motornya). dag dig dug Alhamdulillah motornya langsung berhenti.. ya,,, Allah lagi-lagi Engkau telah menyelematkanku.

Laa haula wala quwwata illa billah

Surat untuk lelaki masa depanku

Minggu, 25 September 2011



Cuma baca2 dapet ini copas dheh, a ba ta selamat membaca
:D

@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…
Dear calon suamiku…
Apa kabarnya imanmu hari ini? Sudahkah harimu ini diawali dengan syukur karena dapat menatap kembali fananya hidup ini? Sudahkah air wudhu menyegarkan kembali ingatanmu atas amanah yang saat ini tengah kau genggam?
wahai calon suamiku…
Tahukah engkau betapa Allah sangat mencintaiku dengan dahsyatnya? Disini aku ditempa untuk menjadi dewasa, agar aku lebih bijak menyikapi sebuah kehidupan dan siap mendampingimu kelak. Meskipun kadang keluh dan putus asa menyergapi, namun kini kurasakan diri ini lebih baik.
Kadang aku bertanya-tanya, kenapa Allah selalu mengujiku tepat dihatiku. Bagian terapuh diriku, namun aku tahu jawabannya. Allah tahu dimana tempat yang paling tepat agar aku senantiasa kembali mengingat-Nya kembali mencintai-Nya. Ujian demi ujian Insya Allah membuatku menjadi lebih tangguh, sehingga saat kelak kita bertemu, kau bangga telah memiliki aku dihatimu, menemani harimu.
calon suamiku…
Entah dimana dirimu sekarang. Tapi aku yakin Allah pun mencintaimu sebagaimana Dia mencintaiku. Aku yakin Dia kini tengah melatihmu menjadi mujahid yang tangguh, hingga akupun bangga memilikimu kelak.
Apa yang kuharapkan darimu adalah kesalihan. Semoga sama halnya dengan dirimu. Karena apabila kecantikan yang kau harapkan dariku, hanya kesia-siaan yang dapati. Aku masih haus akan ilmu. Namun berbekal ilmu yang ada saat ini, aku berharap dapat menjadi isteri yang mendapat keridhaan Allah dan dirimu, suamiku.
Wahai calon suamiku…
Saat aku masih menjadi asuhan ayah dan bundaku, tak lain doaku agar menjadi anak yang solehah, agar kelak dapat menjadi tabungan keduanya di akhirat. Namun nanti, setelah menjadi isterimu, aku berharap menjadi pendamping yang solehah agar kelak disyurga cukup aku yang menjadi bidadarimu, mendampingi dirimu yang soleh.
Aku ini pencemburu berat. Tapi kalau Allah dan Rasulullah lebih kau cintai daripada aku, aku rela. Aku harap begitu pula dirimu. Pernah suatu ketika aku membaca sebuah kisah; “Aku minta pada Allah setangkai bunga segar, Dia memberiku kaktus berduri. Aku minta kepada Allah hewan mungil nan cantik, Dia beri aku ulat berbulu. Aku sempat kecewa dan protes. Betapa tidak adilnya ini. Namun kemudian kaktus itu berbunga, sangat indah sekali. Dan ulatpun tumbuh dan beruba menjadi kupu-kupu yang teramat cantik. Itulah jalan Allah, indah pada waktunya. Allah tidak memberi apa yang kita inginkan, tapi Allah memberi apa yang kita butuhkan.” Aku yakin kaulah yang kubutuhkan, meski bukan seperti yang aku harapkan.
calon suamiku yang dirahmati Allah…
Apabila hanya sebuah gubuk menjadi perahu pernikahan kita, takkan kunamai dengan gubuk derita. Karena itulah markas dakwah kita, dan akan menjadi indah ketika kita hiasi dengan cinta dan kasih.
Ketika kelak telah lahir generasi penerus dakwah islam dari pernikahan kita, Bantu aku untuk bersama mendidiknya dengan harta yang halal, dengan ilmu yang bermanfaat, terutama dengan menanamkan pada diri mereka ketaatan kepada Allah SWT. Bunga akan indah pada waktunya. Yaitu ketika bermekaran menghiasi taman. Maka kini tengah kupersiapkan diri ini sebaik-baiknya, bersiap menyambut kehadiranmu dalam kehidupanku. Kini aku sedang belajar menjadi yang terbaik. Meski bukan umat yang terbaik, tapi setidaknya menjadi yang terbaik disisimu kelak.
calon suamiku…
Inilah sekilas harapan yang kuukirkan dalam rangkaian kata. Seperti kata orang, tidak semua yang dirasakan dapat diungkapkan dengan kata-kata. Itulah yang kini kuhadapi. Kelak saat kita tengah bersama, maka disitulah kau akan memahami diriku, sama halnya dengan diriku yang akan belajar memahamimu.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…
@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@

Dialah yang memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam. Dan Dia Maha Mengetahui segala isi hati"
(Al Hadiid : 6)
Robb, jagalah dia kala penjagaanku tak sampai padanya ya :)
Karena itu aku titipkan dia padaMU, entah siapa itu
Karena ENGKAU sebaik-baik penjaga :)
Hei calon imamku sayang...
entah saat ini aku sudah mengenalmu ato bahkan belum sama sekali.
Baik-baik ya kamu disana.. aku akan disini menunggumu, menunggu sampe waktu yg tepat dan benar2 siap segala sesuatunya, Sembari berikhtiar memperbaiki dan menata diri agar kelak bisa menjadi yg terindah dan layak bagimu, karena aku malu, malu jika kelak tdk bisa mengimbangi kesholehanmu.*senyum manisssssss

Wassalam.
N

Hijab

Selasa, 20 September 2011

47:7

Selasa, 13 September 2011

just do it ! Ayo Jangan MALAS !!

Minggu, 04 September 2011



Setelah lama tdk memposting akibat berbagai kesibukan duniawi hehehe.. ditengah-tengah suntuknya mencari bahan utk tugas dan sedang berjalan-jalan diblog yg menginspirasi, saya menemukan sebuah artikel yg saya sadari saya lagi butuh, ya, butuh untuk mencharger kembali semangat krn masih terbawa arus kemalasan dr liburan :P. Ada lagi yg sedang malas??? Aiog kita lawan barengggggggg..
Lagi-lagi, hasil copy paste. Maaf ya sahabat, diriku belum punya ide tulisan yg baru… Ada yg bisa ngasih inspirasi?
Oleh : Satria Hadi Lubis - eramuslim.com
Hal yang paling menggemaskan adalah ketika Anda merasa mampu melakukan sesuatu, tetapi belum mau melakukannya. Banyak alasan dari ketidakmauan itu, namun yang paling berbahaya dari berbagai alasan itu adalah karena Anda malas untuk memulainya!
Ya, malas melakukan sesuatu merupakan dalih yang paling berbahaya karena ia dapat membunuh potensi Anda. Ketika rasa malas muncul, Anda akan tampil di bawah potensi maksimal, sehingga seakan-akan menjadi tidak berharga dan tidak bermanfaat di hadapan orang lain dan lingkungan Anda. Padahal Nabi saw telah menganjurkan setiap manusia agar bermanfaat untuk lingkungannya. Yang paling baik di antaramu adalah orang yang paling bermanfaat untuk orang lain(Al-Hadits).
Karena itu, rasa malas harus diperangi. Malas membuat potensi seseorang menjadi terpendam atau muncul tapi terlambat. Malas membuat seseorang bagaikan lumpuh. Tak bertenaga dan tak berdaya untuk menghindarinya. Pikirannya menjadi irasional, jiwanya kosong dan perbuatannya menjadi tak bertanggung jawab. Ironisnya mereka yang malas sering menghibur diri dengan mengatakan, “suatu ketika saya pasti akan melakukannya”. Tapi nyatanya yang sering terjadi justru ia semakin menunda-nunda melakukan pekerjaan itu. Mungkin malah sama sekali tidak pernah dilakukannya sampai akhir hayatnya. Akibatnya, hanya penyesalanlah yang ia tuai.
Seringkali juga orang yang malas menutupi alasan malas itu dengan alasan lain yang “elegan”, sehingga terkesan bagi orang lain sebagai alasan yang logis, seperti dengan mengatakan “saya sibuk dengan urusan lain yang lebih penting”, “saya menunggu waktu yang tepat untuk melakukannya”, “saya sedang mempersiapkan diri untuk melakukannya”, dan lain-lain. Namun hati kecilnya tak dapat dibohongi. Sebenarnya ia menunda melakukan pekerjaan itu hanya karena malas melakukannya.
Bagaimana cara mengatasi rasa malas? Banyak cara yang telah ditawarkan para pakar untuk mengatasinya, tapi cara yang paling efektif adalah: Just do it! (lakukan saja, tanpa menunda!). Jadi, kerjakan saja apa yang menurut Anda harus dilakukan. Jangan ditunda dan jangan mencari alasan! Apapun alasan untuk menunda pekerjaan itu, lupakanlah! Sebab sebagian besar alasan adalah alasan yang dicari-cari. Ali bin Abu Thalib ra berkata: “Sesungguhnya kalau Anda menunda pekerjaan, maka alasan ketakukan akan kegagalan pekerjaan tersebut akan semakin besar daripada Anda melakukan pekerjaan itu sekarang juga!”.
Dan jangan biarkan pikiran kita membuat alasan untuk menundanya. Jika pikiran Anda mulai mencoba melakukan rasionalisasi untuk menundanya, katakan dengan keras dan tegas pada diri Anda sendiri: Just do it! No Reasonable! Lakukan sekarang juga! Jangan banyak alasan! Insya Allah, Anda akan mampu mengatasi rasa malas dan tidak menunda-nunda melakukan pekerjaan. Sesungguhnya perbedaan orang yang gagal dengan orang yang sukses adalah orang yang gagal berpikir untuk melakukan sesuatu, sedang orang yang sukses berbuat untuk melakukan sesuatu.