jodoh terbaik
Minggu, 23 Oktober 2011
Diposting oleh Nurul Candra Listyani di Minggu, Oktober 23, 2011 4 komentar
Label: tinta hati
cukup 10 detik d_b
Sabtu, 22 Oktober 2011
Coba kita lihat 3 titik yang ada di lafaz Allah ini..
cuma lihat titik hitam itu 10 detik tanpa berkedip dan fokus.
cuma lihat titik hitam itu 10 detik tanpa berkedip dan fokus.
Setelah memelototi titik itu slama 10 detik, coba alihkan pandangan kita kepada dinding tembok yg kosong..
lalu lihatlah keajaibannya
lihat apa yang terbentuk di mata kalian..
..dicoba ya..
..dicoba ya..
^__^
Diposting oleh Nurul Candra Listyani di Sabtu, Oktober 22, 2011 0 komentar
Label: indahnya islam
hikmah pagi
Rabu, 12 Oktober 2011
Alhamdulillah msh berpagi hari lagi krn ALLAH.
pagi2 hanya bisa tersenyum dan geleng2 kepala sendiri..
Apa lagi kalo bkn krn keteledoran sendiri.. hmmmmm
:::: kalo main FB di warnet harus di log out,,mungkin kelupaan history gak dihapus jg...
tiba2 pas waktu pagi buka fb dikagetkan dgn profil fb yg ngelike group gak jelas dan gak sepantasnya,,, kerjaan orang iseng kah???. (memaafkan lebih keren nurul :D )
:::: hampir saja waktu mau berangkat kuliah tinggal seinci lagi udah ketabrak motor.( kaki udah mau nyentuh motornya). dag dig dug Alhamdulillah motornya langsung berhenti.. ya,,, Allah lagi-lagi Engkau telah menyelematkanku.
Laa haula wala quwwata illa billah
Diposting oleh Nurul Candra Listyani di Rabu, Oktober 12, 2011 0 komentar
Label: just cuap-cuap
Surat untuk lelaki masa depanku
Minggu, 25 September 2011
Cuma baca2 dapet ini copas dheh, a ba ta selamat membaca
@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…
Dear calon suamiku…
Apa kabarnya imanmu hari ini? Sudahkah harimu ini diawali dengan syukur karena dapat menatap kembali fananya hidup ini? Sudahkah air wudhu menyegarkan kembali ingatanmu atas amanah yang saat ini tengah kau genggam?
wahai calon suamiku…
Tahukah engkau betapa Allah sangat mencintaiku dengan dahsyatnya? Disini aku ditempa untuk menjadi dewasa, agar aku lebih bijak menyikapi sebuah kehidupan dan siap mendampingimu kelak. Meskipun kadang keluh dan putus asa menyergapi, namun kini kurasakan diri ini lebih baik.
Kadang aku bertanya-tanya, kenapa Allah selalu mengujiku tepat dihatiku. Bagian terapuh diriku, namun aku tahu jawabannya. Allah tahu dimana tempat yang paling tepat agar aku senantiasa kembali mengingat-Nya kembali mencintai-Nya. Ujian demi ujian Insya Allah membuatku menjadi lebih tangguh, sehingga saat kelak kita bertemu, kau bangga telah memiliki aku dihatimu, menemani harimu.
Kadang aku bertanya-tanya, kenapa Allah selalu mengujiku tepat dihatiku. Bagian terapuh diriku, namun aku tahu jawabannya. Allah tahu dimana tempat yang paling tepat agar aku senantiasa kembali mengingat-Nya kembali mencintai-Nya. Ujian demi ujian Insya Allah membuatku menjadi lebih tangguh, sehingga saat kelak kita bertemu, kau bangga telah memiliki aku dihatimu, menemani harimu.
calon suamiku…
Entah dimana dirimu sekarang. Tapi aku yakin Allah pun mencintaimu sebagaimana Dia mencintaiku. Aku yakin Dia kini tengah melatihmu menjadi mujahid yang tangguh, hingga akupun bangga memilikimu kelak.
Apa yang kuharapkan darimu adalah kesalihan. Semoga sama halnya dengan dirimu. Karena apabila kecantikan yang kau harapkan dariku, hanya kesia-siaan yang dapati. Aku masih haus akan ilmu. Namun berbekal ilmu yang ada saat ini, aku berharap dapat menjadi isteri yang mendapat keridhaan Allah dan dirimu, suamiku.
Apa yang kuharapkan darimu adalah kesalihan. Semoga sama halnya dengan dirimu. Karena apabila kecantikan yang kau harapkan dariku, hanya kesia-siaan yang dapati. Aku masih haus akan ilmu. Namun berbekal ilmu yang ada saat ini, aku berharap dapat menjadi isteri yang mendapat keridhaan Allah dan dirimu, suamiku.
Wahai calon suamiku…
Saat aku masih menjadi asuhan ayah dan bundaku, tak lain doaku agar menjadi anak yang solehah, agar kelak dapat menjadi tabungan keduanya di akhirat. Namun nanti, setelah menjadi isterimu, aku berharap menjadi pendamping yang solehah agar kelak disyurga cukup aku yang menjadi bidadarimu, mendampingi dirimu yang soleh.
Aku ini pencemburu berat. Tapi kalau Allah dan Rasulullah lebih kau cintai daripada aku, aku rela. Aku harap begitu pula dirimu. Pernah suatu ketika aku membaca sebuah kisah; “Aku minta pada Allah setangkai bunga segar, Dia memberiku kaktus berduri. Aku minta kepada Allah hewan mungil nan cantik, Dia beri aku ulat berbulu. Aku sempat kecewa dan protes. Betapa tidak adilnya ini. Namun kemudian kaktus itu berbunga, sangat indah sekali. Dan ulatpun tumbuh dan beruba menjadi kupu-kupu yang teramat cantik. Itulah jalan Allah, indah pada waktunya. Allah tidak memberi apa yang kita inginkan, tapi Allah memberi apa yang kita butuhkan.” Aku yakin kaulah yang kubutuhkan, meski bukan seperti yang aku harapkan.
Aku ini pencemburu berat. Tapi kalau Allah dan Rasulullah lebih kau cintai daripada aku, aku rela. Aku harap begitu pula dirimu. Pernah suatu ketika aku membaca sebuah kisah; “Aku minta pada Allah setangkai bunga segar, Dia memberiku kaktus berduri. Aku minta kepada Allah hewan mungil nan cantik, Dia beri aku ulat berbulu. Aku sempat kecewa dan protes. Betapa tidak adilnya ini. Namun kemudian kaktus itu berbunga, sangat indah sekali. Dan ulatpun tumbuh dan beruba menjadi kupu-kupu yang teramat cantik. Itulah jalan Allah, indah pada waktunya. Allah tidak memberi apa yang kita inginkan, tapi Allah memberi apa yang kita butuhkan.” Aku yakin kaulah yang kubutuhkan, meski bukan seperti yang aku harapkan.
calon suamiku yang dirahmati Allah…
Apabila hanya sebuah gubuk menjadi perahu pernikahan kita, takkan kunamai dengan gubuk derita. Karena itulah markas dakwah kita, dan akan menjadi indah ketika kita hiasi dengan cinta dan kasih.
Ketika kelak telah lahir generasi penerus dakwah islam dari pernikahan kita, Bantu aku untuk bersama mendidiknya dengan harta yang halal, dengan ilmu yang bermanfaat, terutama dengan menanamkan pada diri mereka ketaatan kepada Allah SWT. Bunga akan indah pada waktunya. Yaitu ketika bermekaran menghiasi taman. Maka kini tengah kupersiapkan diri ini sebaik-baiknya, bersiap menyambut kehadiranmu dalam kehidupanku. Kini aku sedang belajar menjadi yang terbaik. Meski bukan umat yang terbaik, tapi setidaknya menjadi yang terbaik disisimu kelak.
Ketika kelak telah lahir generasi penerus dakwah islam dari pernikahan kita, Bantu aku untuk bersama mendidiknya dengan harta yang halal, dengan ilmu yang bermanfaat, terutama dengan menanamkan pada diri mereka ketaatan kepada Allah SWT. Bunga akan indah pada waktunya. Yaitu ketika bermekaran menghiasi taman. Maka kini tengah kupersiapkan diri ini sebaik-baiknya, bersiap menyambut kehadiranmu dalam kehidupanku. Kini aku sedang belajar menjadi yang terbaik. Meski bukan umat yang terbaik, tapi setidaknya menjadi yang terbaik disisimu kelak.
calon suamiku…
Inilah sekilas harapan yang kuukirkan dalam rangkaian kata. Seperti kata orang, tidak semua yang dirasakan dapat diungkapkan dengan kata-kata. Itulah yang kini kuhadapi. Kelak saat kita tengah bersama, maka disitulah kau akan memahami diriku, sama halnya dengan diriku yang akan belajar memahamimu.
Inilah sekilas harapan yang kuukirkan dalam rangkaian kata. Seperti kata orang, tidak semua yang dirasakan dapat diungkapkan dengan kata-kata. Itulah yang kini kuhadapi. Kelak saat kita tengah bersama, maka disitulah kau akan memahami diriku, sama halnya dengan diriku yang akan belajar memahamimu.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…
@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@
Dialah yang memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam. Dan Dia Maha Mengetahui segala isi hati"
(Al Hadiid : 6)
Robb, jagalah dia kala penjagaanku tak sampai padanya ya :)
Karena itu aku titipkan dia padaMU, entah siapa itu
Karena ENGKAU sebaik-baik penjaga :)
Hei calon imamku sayang...
entah saat ini aku sudah mengenalmu ato bahkan belum sama sekali.
Baik-baik ya kamu disana.. aku akan disini menunggumu, menunggu sampe waktu yg tepat dan benar2 siap segala sesuatunya, Sembari berikhtiar memperbaiki dan menata diri agar kelak bisa menjadi yg terindah dan layak bagimu, karena aku malu, malu jika kelak tdk bisa mengimbangi kesholehanmu.*senyum manisssssss
Wassalam.
N
Diposting oleh Nurul Candra Listyani di Minggu, September 25, 2011 0 komentar
Label: tinta hati
Hijab
Selasa, 20 September 2011
Diposting oleh Nurul Candra Listyani di Selasa, September 20, 2011 0 komentar
Label: ruang nisa'
47:7
Selasa, 13 September 2011
Diposting oleh Nurul Candra Listyani di Selasa, September 13, 2011 0 komentar
Label: as-syifa
just do it ! Ayo Jangan MALAS !!
Minggu, 04 September 2011
Setelah lama tdk memposting akibat berbagai kesibukan duniawi hehehe.. ditengah-tengah suntuknya mencari bahan utk tugas dan sedang berjalan-jalan diblog yg menginspirasi, saya menemukan sebuah artikel yg saya sadari saya lagi butuh, ya, butuh untuk mencharger kembali semangat krn masih terbawa arus kemalasan dr liburan :P. Ada lagi yg sedang malas??? Aiog kita lawan barengggggggg..
Lagi-lagi, hasil copy paste. Maaf ya sahabat, diriku belum punya ide tulisan yg baru… Ada yg bisa ngasih inspirasi?
Oleh : Satria Hadi Lubis - eramuslim.com
Hal yang paling menggemaskan adalah ketika Anda merasa mampu melakukan sesuatu, tetapi belum mau melakukannya. Banyak alasan dari ketidakmauan itu, namun yang paling berbahaya dari berbagai alasan itu adalah karena Anda malas untuk memulainya!
Ya, malas melakukan sesuatu merupakan dalih yang paling berbahaya karena ia dapat membunuh potensi Anda. Ketika rasa malas muncul, Anda akan tampil di bawah potensi maksimal, sehingga seakan-akan menjadi tidak berharga dan tidak bermanfaat di hadapan orang lain dan lingkungan Anda. Padahal Nabi saw telah menganjurkan setiap manusia agar bermanfaat untuk lingkungannya. “Yang paling baik di antaramu adalah orang yang paling bermanfaat untuk orang lain” (Al-Hadits).
Karena itu, rasa malas harus diperangi. Malas membuat potensi seseorang menjadi terpendam atau muncul tapi terlambat. Malas membuat seseorang bagaikan lumpuh. Tak bertenaga dan tak berdaya untuk menghindarinya. Pikirannya menjadi irasional, jiwanya kosong dan perbuatannya menjadi tak bertanggung jawab. Ironisnya mereka yang malas sering menghibur diri dengan mengatakan, “suatu ketika saya pasti akan melakukannya”. Tapi nyatanya yang sering terjadi justru ia semakin menunda-nunda melakukan pekerjaan itu. Mungkin malah sama sekali tidak pernah dilakukannya sampai akhir hayatnya. Akibatnya, hanya penyesalanlah yang ia tuai.
Seringkali juga orang yang malas menutupi alasan malas itu dengan alasan lain yang “elegan”, sehingga terkesan bagi orang lain sebagai alasan yang logis, seperti dengan mengatakan “saya sibuk dengan urusan lain yang lebih penting”, “saya menunggu waktu yang tepat untuk melakukannya”, “saya sedang mempersiapkan diri untuk melakukannya”, dan lain-lain. Namun hati kecilnya tak dapat dibohongi. Sebenarnya ia menunda melakukan pekerjaan itu hanya karena malas melakukannya.
Bagaimana cara mengatasi rasa malas? Banyak cara yang telah ditawarkan para pakar untuk mengatasinya, tapi cara yang paling efektif adalah: Just do it! (lakukan saja, tanpa menunda!). Jadi, kerjakan saja apa yang menurut Anda harus dilakukan. Jangan ditunda dan jangan mencari alasan! Apapun alasan untuk menunda pekerjaan itu, lupakanlah! Sebab sebagian besar alasan adalah alasan yang dicari-cari. Ali bin Abu Thalib ra berkata: “Sesungguhnya kalau Anda menunda pekerjaan, maka alasan ketakukan akan kegagalan pekerjaan tersebut akan semakin besar daripada Anda melakukan pekerjaan itu sekarang juga!”.
Dan jangan biarkan pikiran kita membuat alasan untuk menundanya. Jika pikiran Anda mulai mencoba melakukan rasionalisasi untuk menundanya, katakan dengan keras dan tegas pada diri Anda sendiri: Just do it! No Reasonable! Lakukan sekarang juga! Jangan banyak alasan! Insya Allah, Anda akan mampu mengatasi rasa malas dan tidak menunda-nunda melakukan pekerjaan. Sesungguhnya perbedaan orang yang gagal dengan orang yang sukses adalah orang yang gagal berpikir untuk melakukan sesuatu, sedang orang yang sukses berbuat untuk melakukan sesuatu.
Diposting oleh Nurul Candra Listyani di Minggu, September 04, 2011 0 komentar
Label: tinta semangat