Bismillaahirrahmanirrahiim,
membaca dan memasukkannya lagi disini, tinta cahaya :)
Dengan siapa kau menikah Anakku?
Nak, ramadhan memasuki 10
hari terakhir, Maafkan sudah lama ummi tak menulis pesan-pesan hidup
untukmu. Kali ini umi ingin bercerita tentang takdir jodoh. Ummi tak
tahu siapa kelak jodohmu dan dengan cara apa kau bertemu dengan pasangan
duniamu, namun bolehkan umi bercerita hikmah tentang maha besarnya
Allah yang mengatur masalah pertemuan 2 hati manusia dengan keindahan
takdirnya
Nak, jika kau bertanya: "Kapan saya menikah?"
Adalah takdir yang bisa menjawabnya
Takdir tak bisa datang segera saat kita pinta, atau malah mendekat kala kita belum siap.
Remah
cerita tentang perjalanan seseorang meraih pasangan dunia nya selalu
memberikan pembelajaran tersendiri untuk umi, sepanjang umi pernah
membantu proses taaruf beberapa ikhwan dan akhwat..., yang paling
membuat umi terharu adalah betapa Allah Maha besar dengan cara-Nya
mempertemukan hamba-hambanya yang shalih...memiliki niatan yang sama
untuk menjalani jalan pernikahan hanya untuk Allah dan agamanya, maka
setiap proses itu selalu saja dimudahkan dan berbuah manis...
Unik...kadang
membuat kening berkerut dan takjub, kok bisaa yaa mereka dipertemukan
dengan sangat indahnya? padahal...tanpa mengenal, tanpa ada interaksi
yang panjang dan intens. Duhai Allah...Engkau kuasa dengan ilmu-Mu yang
tak terjangkau manusia...kau letakkan kesamaan, keridhoan 2 hati, 2
keluarga,2 kebiasaan, 2 tradisi, 2 perbedaan dengan 1 kemuliaan bernama
pernikahan
Suatu waktu Umi pernah dibuat takjub dengan
proses ikhwan dan akhwat yang umi dan abi proses sedari mula. diawali
dengan tuntunan Allah dalam hati kami, masih ingat waktu itu abi pernah
berkata, " mi, kayanya akh fulan cocok deh dengan akhwat fulanah", lalu
umi istikharah, dan Allah menuntun hati umi pada pikiran yang sama
dengan abi, akhirnya kami coba pertemukan 2 orang ikhwan akhwat ini.
saat bertukar biodata, kita dibuat kaget, ikhwan dan akhwat ini ternyata
memiliki riwayat keluarga yang sama. mereka sama2 memiliki orangtua
single parent karena perceraian, padahal ketika awal proses, kitai tak
mengetahui sedikitpun ttg latar belakang yg sama ini.yang akhirnya yg
membuat mereka yakin untuk bersatu adalah karena Allah dan tujuan saling
menguatkan. Subhanallah, umi dan abi tersenyum nak, dan hingga kini
mereka hidup bahagia dalam genggaman takdir Allah yang indah
Kali
lain, Umi dan abi memproses dua orang, dengan bekal keyakinan dalam
hati akan kecocokan 2 orang ini.dan saat membaca 2 biodata mereka.Haru
membuncah, ternyata mereka punya 2 impian yang sama tentang proyek
peradabannya, nyaris identik...maka,umi dan abi yakin mereka akan bisa
membangun sesuatu yang besar untuk agama ini jika dipersatukan.Dan
memang, Allah yang mengatur segalanaya, semua mudah,semua lapang, semua
berujung manis. meski pada awalnya mereka tak saling mengenal sama
sekali, tak pernah bertatap muka, tak pernah berkomunikasi. Hanya takdir
Allah yang membuat semua terjadi dengan mudahnya...
Dan
ketakjuban yang lain, umi pernah mendengan 1 cerita hebat ttg takdir
jodoh, seorang ikhwan dan akhwat pernah tergelincir dalam hubungan
pacaran kala mereka sama2 jahiliyah. dan saat kuliah mereka menemukan
Allah dalam pencarian masing2. Sang ikhwan bertekad akan melpakan sang
akhwat meski terselip harap untuk Allah pertemukan, namun ia takut jika
Allah tak memberkahi perikahan yang diawali sesuatu yg tak diridhoinya.
Bismillah, akhirnya ia sampaikan keinginan utk menikah pada pembinanya
dan tawakal siapapun yang akan Allah berikan untuk jodohnya meski bukan
wanita masa lalunya. ditempat lain, akhwat yang pernah memiliki masa
lalu dg ikhwan tadi memiliki lintasan hati yang sama, ia harus mulai
melupakan kenangan masa lalu, dan bersiap menerima masa depan yang baru
dengan orang yg baru dalam kehidupannya, ia pasrahkan semua pada
Allah...Namun apa yang terjadi, 2 orang murabbi dan murabbiyah yang tak
tahu menahu ttg kisah masa lalu mereka mempertemukan mereka dalam
penawaran taaruf untuk menikah! mereka sudah dipisahkan jarak yang
begitu jauh, mereka uzlah, hijrah untuk menggapai keridhoan Allah. Namun
keridhoan Allah atas niat mulia itulah yang membuat mereka dipertemukan
lagi dengan cara yang lebih mulia , lebih berkah, dan akhirnya mereka
dipersatukan dalam ikatan suci...Duh, Allah yg menggenggam takdir
seseorang, sekalipun seseorang prnah jatuh dalam kekhilafan, Cara Allah
memaafkan begitu melegakan, Allah berikan hadiah bagi orang yang pasrah
dan tawakal akan jodoh terbaiknya...
Dan banyak kisah2
lain yang terkadang membuat air mata umi menetes,Nak. Betapa mulianya
Allah mengatur tentang pernikahan. Hingga sesuatu yang tak mungkin akan
menjadi mungkin dengan iradahnya.Bahkan kala hitung-hitungan manusia
mengatakan ini tak mungkin, namun Allah memiliki hitungan terbaik di
arasy nya.semua terjadi dengan kun fayakun Nya...Subhanallah...
Maka, haruskah ada lagi kekhawatiran akan siapa teman hidupmu kelak, Anakku?
jika
Allah saja jaminkan dalam surat cinta-Nya, bahwa "laki2 baik untuk
wanita yang baik2", bahkan kalimat ini sampai diulang 2 kali, untuk
menegaskan bahwa Allah memberitahu hambanya bahwa jodoh yang kita
inginkan adalah gambaran diri kita sendiri.
Maka jika Kau
ingin mendapat suami sekualitas Ali maka kita harus berjuang menjadi
sekualitas Fatimah,meski harus jatuh bangun dan terseok-seok, namun
Allah maha Tahu perjuangan kita untuk menjadi hanmaNya yang baik dan
pantas untuk pasangan terbaik.
Karena Keniscayaan Allah
yang akan pertemukan kita dengan manusia sekualitas dengan diri kita,
dari amalan ibadahnya, pemahamannya, potensinya, impiannya,
cita-citanya, pandangan hidupnya, bahkan kebiasaan-kebiasaannya. Maka
bisakah kau mendapatkan yang terbaik jika kita tak kunjung membenahi
ibadah, pemahaman akan jalan ini, impian, potensi dan cita2 dunia dan
akhirat kita...?,
dan anakku, ini bukan cerita tentang
pamrih.Kita perbaiki diri kita hanya karena 1 tujuan : pasangan hidup.
Tak sesederhana itu. Tujuan utama perbaikan diri kita haruslah karena
Allah dan agamanya. mebangun kebermaknaan diri agar bermakna bagi ummat
manusia. Maka insyaallah kita akan menemukan pasangan yang akan berpikir
sama: orang yang terbiasa berbuat untuk banyak orang!
Anakku
sayang, umi sellau lantunkan doa dalam setiap shalat umi,meski kau
masih sangat belia, agar kau mendapat pasangan hidup yang sekualitas Ali
saat kualitas dirimu sehebat Fatimah. Maka dengarkan kata2 umi: tak ada
lagi kebahagiaan dunia jika kau sudah temukan imam yang dapat
mengajakmu tinggal disurga, bahkan menjadikan dunia seperti surga
sebelum kalian menginjakkan kaki di surga sesungguhnya.
Saat
kau telah dipertemukan Allah dengan jodohmu, urusan tak lantas menjadi
selesai. Kalian harus berjuang untuk menjadi pasangan akhirat kelak. Tak
mudah menjadi pasangan dunia-akhirat. Karena semua harus dijalani
dengan kesamaan frekuensi dalam keimanan, kesabaran, ketaatan pada Allah
selama di dunia. Jika satu saja berbelok dari ketaatan dan tujuan
surga, maka bisa jadi 2 orang pasangan dunia tak menjadi menjadi
pasangan akhirat. Duh, berat anakku, takut sekali jika umi berbicara
tentang hal ini, umi takut dunia begitu melenakan sehingga membuat umi
dan abi lupa akan cita-cita surga. maka doakan umi dan abi pun tak hanya
menjadi pasangan dunia saja namun menjadi pasangan akhirat yang bisa
seindah bidadari...
Anakku...
Terakhir kali umi
ingin mengatakan padamu, carilah lelaki yang memiliki impian yan
keinginan yang begitu besar akan surga, Karena jika kau bertemu lelaki
semacam ini. Semua langkah hidup, pilihan, keputusan untuk diri dan
keluarganya akan disandarkan pada Allah pemilik surga. Jangan hanya
mencari lelaki hanya karena mapan, prestise, dan kemuliaan yang
dicanangkan orang, namun hatinya tak dekat dengan Allah, tak dekat
dengan mesjid, tak dekat dengan orang dhuafa. Karena lelaki seperti ini
hanya akan membuat kau tersenyum saat di dunia namun menangis di akhirat
kelak...
Umi yakin kau akan tumbuh menjadi anak yang tahu
betul tentang apa yang harus dilakukan untuk menjadi hamba-Nya yang
terbaik dengan jalan pernikahanmu kelak...Semoga kau bertemu dengan
lelaki pendamba surga seperti abimu, insyaallah....:')
Peluk cium ummi Teruntuk :
-
buah hati,amanah terindah bekalku untuk ke surga : Kahla Almeera Qaulan
Tsaqiila, "Ummi mencintaimu seperti ummi mencintai surga"...:')
-
Adik-adikku yang dalam perjuangan mencari jodoh terbaik dari Allah,
yakinlah bahwa Allah takkan pernah salah, Allah akan hadirkan pasangan
terbaik kala ruhiyah kita ada dalam keadaan mencintai Allah dengan amat
sangat:'), berbicara pernikahan bukan sesuatu yang melo, dek. Karena
menikah adalah salah satu pencapaian sempurnanya akidah,setengah din
kita sempurna dengan menikah. maka jika kita tak sungguh2 merancang ini
untuk masa depan surga kita, apalah jadinya nasib kita di akhirat kita
nanti?, Jangan takut, jangan menyerah...Allah bersama hambanya yang
gigih berjuang mengharap Ridha-Nya...
...........................................................................................................
dan dari ustadz Salim A Fillah, meneduhkan :)
Rizqi
kita sudah tertulis di Lauhul Mahfuzh. Mau diambil lewat jalan halal
ataukah haram, dapatnya segitu juga. Yang beda, rasa berkahnya ;)
Jodoh
kita sudah tertulis di Lauhul Mahfuzh. Mau diambil dari jalan halal
ataukah haram, dapatnya yang itu juga. Yang beda, rasa berkahnya ;)
Keduanya
bukan tentang apa, berapa, atau siapa; tapi BAGAIMANA Allah
memberikannya; diulurkan lembut & mesra, atau dilempar penuh murka?
Maka
layakkanlah diri di hadapanNya untuk dianugerahi rizqi & jodoh
dalam serah terima paling sakral, mesra, penuh cinta, berkah, &
makna.
Rizqi
& jodoh di tangan Allah. Tapi jika tak diambil-ambil, ya di tangan
Allah terus;P Ikhtiyar suci & doa menghiba mendekatlan keduanya.
Setiap
orang memiliki jodohnya. Jika takdir dunia tak menyatukannya, atau
malah melekatkan pada yang tak sejalan; surga kelak mempertemukan.
Jodoh
Nuh & Luth bukan isteri mereka. Jodoh Asiyah isteri Fir'aun
bukanlah suaminya. Maryam ibunda 'Isa pun kelak bertemu jodohnya.
Jodoh
Abu Lahab itu agaknya Ummu Jamil; sebab mereka kekal hingga neraka.
Jodoh Sulaiman agaknya Balqis, bersama mereka mengabdi padaNya;)
Di
QS An Nuur: 26; diri ialah cermin bagi jodoh hati. Yang baik-baik
jadilah jodoh yang suci-suci. Yang nista-nista jumpalah yang keji-keji.
Tentu
makna ayat itu adalah peringatan & kerangka ikhtiyar: cara
menjemput jodoh terbaik adalah dengan membaikkan diri di tiap bilang
hari.
Yang menjemput pasangan dengan menggoda matanya; bersiaplah mendapatkan ia yang tak tahan atas jebak kejelitaan lain.
Tiap
masa lalu buram yang tersesal dalam taubat suci; semoga jadi jalan
mengantar kita pada kelayakan mendapat jodoh yang terbaik.
Jodoh
tetap misteri. Syukuri ketidaktahuan itu dengan merencanakan &
mengupayakan yang terbaik menuju pernikahan suci di dunia nan fana.
Selanjutnya,
tugas besar kita adalah melestarikan perjodohan itu hingga ke surga;
meniti rumahtangga, sabar-syukur dalam barakah & ridhaNya.